Ielts Indonesia – JAKARTA – Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang (PGSD UNNES), sebut saja Ama, harus sudah menyandang gelar Sarjana (S1) pada 5 Desember 2023.
Namun dengan berat hati ia memutuskan untuk tidak ikut serta dalam parade wisuda yang telah lama ditunggu-tunggu tersebut.
Baca Juga: Kemendikbud Gencarkan PPG, UT Jadi Mitra Dekat, Pemda dan Perguruan Tinggi
Hilang sudah impian untuk naik panggung, mengenakan toga, bertemu langsung dengan rektor UNNES, menjabat tangan dan mengapresiasi prestasinya yang berpredikat cumlaude.
Ama memutuskan untuk tidak mengikuti program gelar karena memprioritaskan mata kuliah Pendidikan Profesi Guru Prajabatan (PPG) di Universitas Cephalas Maret (UNS) Surakarta yang akan dimulai pada 4 Desember 2023.
Baca Juga: Penjelasan Dirjen GTK tentang Peluang Lulusan Prajabatan PPG Menjadi Guru ASN Alhamdulillah
Perkuliahan PPG prajabatan di UNS akan dimulai pada 4-5 Desember dengan masa orientasi selama dua hari.
Ama mendapat informasi dari penyelenggara PPG prajabatan UNS mengenai boleh tidaknya melewatkan satu hari pun untuk mengikuti program sarjana di UNNES.
Baca Juga: Pendaftaran PPPK 2023: Pesan Prof Nunuk kepada Lulusan PPG Prajabatan, Penting
Rencana awalnya Ama akan mengikuti kuliah prajabatan PPG pada hari pertama, kemudian sore harinya langsung naik kereta api ke Semarang untuk menghadiri wisuda di UNNES pada 5 Desember.
Setelah lulus, sore harinya ia langsung berangkat ke Surakarta agar bisa mengikuti kursus prajabatan PPG di UNS pada 6 Desember mendatang.
“Sebenarnya saya bisa masuk, tapi bahaya banget kalau saya ketinggalan perkuliahan PPG di hari kedua. Khawatir kalau mata kuliah PPG tidak diberikan di hari pertama dan kedua. Takut tidak lulus PPG ,” kata Ama kepada Ielts Indonesia.
“Iya, saya sudah memutuskan untuk tidak menghadiri acara wisuda,” kata Ama. Dia menitikkan air mata.
Wajar jika Amma merasa sedih. Setelah menyelesaikan sekolah menengah, ia tidak langsung melanjutkan ke perguruan tinggi karena keadaan keuangan keluarganya. Setahun ia bekerja di sebuah toko di Purwodadi, Krobokan, Jawa Tengah.
Ia mengubur jauh di dalam keinginan kuatnya untuk melanjutkan kuliah. Namun, kedua orang tuanya memahami keinginan terpendam putri mereka di lubuk hatinya.
Tapi, ya, Anda tidak perlu memikirkan biaya kuliah. Orang tua Amma memberi tahu putri mereka.
Ayahnya adalah seorang sopir angkutan umum. Beberapa penumpang. Menjadi sopir truk.
Ibunya dulunya bekerja sebagai buruh. Kadang-kadang ia ikut dalam proses penggilingan dan bekerja di sawah tetangga. Gajinya tidak banyak.
Belakangan, ibunya memutuskan pindah ke Jakarta untuk bekerja di rumah demi membiayai kuliah semester Ama. Penghasilan ayahnya yang sedikit menutupi pengeluaran rumah tangga Ama.
Sebulan yang lalu, kakak perempuan Ama, Rika, lulus dengan gelar sarjana.
Rika dengan penuh semangat menyelesaikan B.Sc. Setelah lulus SMK di Semarang, ia langsung bekerja di daerah Bandon. Bekerja sambil belajar.
Seperti Ama, Rika memahami keadaan keuangan orang tuanya. Gaji pekerja kontrak dalam skala UMR sebaiknya dibagi menjadi biaya hidup dan biaya sekolah.
Anggaran tersebut juga sudah termasuk biaya transportasi kampus yang terletak di Tangsel.
Setelah bertahun-tahun hidup dalam keresahan, kini Rika resmi menyandang gelar sarjana teknologi pangan di akhir namanya.
Ama ingin menjadi seperti adik perempuannya. Kedua orang tuanya hadir saat kakak laki-lakinya lulus. Keinginan Ama tidak terpenuhi.
Namun Ama akan didampingi orangtuanya pada 29 November 2023, hari pengambilan gaun wisuda di UNNES. Dan sang kakak rela mengambil cuti kerja demi kebahagiaan adik semata wayangnya.
“Kami akan melepas toga dan berfoto di depan kampus UNNES, meski tidak mengikuti wisuda tanggal 5 Desember, tapi yang penting ada foto memakai toga tersebut,” kata Ama. Saatnya memerah.
Ya, Ama mendapat dukungan dari orang tua dan kakak perempuannya untuk fokus dan memprioritaskan studi prajabatan PPG.
Ama berhasil lolos ujian calon mahasiswa prajabatan PPG melalui serangkaian tahapan ujian. Ia bersyukur program prajabatan PPG yang diikutinya tidak dipungut biaya. Beasiswa.
Berbeda dengan menteri prajabatan PPG yang harus membayar biaya pendidikan sekitar Rp18 juta, Ama hanya membutuhkan biaya hidup untuk tinggal selama setahun di Surakarta. Skema PPG yang mencurigakan
PPG Prajabatan merupakan program pendidikan profesional untuk mengembangkan generasi baru guru Indonesia yang berjiwa guru, profesional, berkomitmen menjadi teladan, cinta profesi, dan pembelajar sepanjang hayat.
Dijelaskan, PPG prajabatan dilaksanakan bagi lulusan sarjana atau terapan dan Diploma IV jurusan pendidikan serta calon guru untuk memperoleh sertifikasi pendidik.
Perjalanan menjadi guru generasi baru Indonesia diawali dengan tahap ujian dan dilanjutkan dengan dua semester program pendidikan guru profesional meliputi perkuliahan, praktik kerja lapangan, proyek kepemimpinan dan pendampingan, demikian dikutip dari laman resmi. Kementerian Pendidikan dan Riset dan Teknologi.
Nah, program PPG prajabatan ini menarik perhatian Persatuan Pendidikan dan Guru (P2G).
Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Janatul Hari, Senin (27/11) mengatakan, PPG hendaknya menganut sistem pendidikan guru berkelanjutan, yaitu pendidikan guru profesional yang dipadukan dengan perkuliahan reguler, agar efektif. Peraturan waktu. dan anggaran. (sam/jpnn)